Pamekasan – Akhirnya dunia mengakui batik merupakan salah satu warisan umat manusia yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia. Pengakuan serta penghargaan itu akan disampaikan secara resmi oleh United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO).
Hm.. Membaca berita tahun lalu itu mungkin agak melegakan masyarakat Indonesia, setelah beberapa saat sebelumnya dibuat panas dengan sejumlah berita yang menyatakan klaim Negara lain atas beberapa kebudayaan Asli Indonesia.
Tapi sebenarnya apa sih yang telah kita lakukan sebagai wujud bangga kita terhadap ribuan kebudayaan nusantara tercinta ini?. Sudah berperan aktif atau mungkin hanya sekedar teriak-teriak begitu mendengar klaim dari Negara lain.
Yah..saya sendiri juga menyadari bahwa kebanyakan kita (apalagi kaum muda) lebih tertarik nonton sinetron daripada pertunjukan tari atau wayang di TV (otomatis buru2 pencet remote buat ganti chanel..:p). Bahkan mungkin kita lebih hapal jalinan cerita dalam Twilight (akui deh…^^) atau Harry Potter daripada alur cerita Epos Mahabarata atau Naskah Negara Kertagama versi Majapahit.
Contoh lain adalah ketika saya mudik, orang berbondong-bondong melampiaskan nafsu hedonis mereka ke plaza atau mall terdekat ( syirik : mode on ) daripada menyediakan waktu buat menonton Sendratari Ramayana di Candi Prambanan.. (Malah bule-bule yang asyik memenuhi tempat duduk). Dan ketika saya sedang hunting buku di bandara atau toko buku impor, saya menemukan buku-buku tentang batik, gamelan atau keris diulas secara mendalam dan lengkap oleh orang luar yang notabene tidak ada darah asli Indonesia tapi tulus mempelajarinya untuk melestarikannya agar tidak punah.
Okelah saya akui kalau kemasan terhadap kebudayaan kita emang tidak menarik dan membosankan. Salah satu contoh yang terlihat nyata adalah penanganan museum-museum kita yang kurang interaktif. Tapi mungkin itu PR buat kita kaum muda untuk mulai dari dasar mencintai kebudayaan kita tentu saja dengan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi ciri khas serta jati diri bangsa sejati, sehingga orang juga akan tahu kalau ada klaim lagi dari bangsa lain bahwa itu asli milik Indonesia karena sudah terekam dalam benak mereka secara otomatis.
Contoh Pengemasan budaya yang menarik bagi kaum muda dan bisa kita tiru adalah kalau kita melihat kimono atau Sari, pasti Negara Jepang dan India langsung terbayang. Negara Jepang dalam komik-komiknya banyak menampilkan tokohnya yang terbalut dalam busana nasional (Jadi teringat Rei Hino si Sailor Mars yang diperankan oleh si cantik Keiko Kitagawa dalam serial live actionnya ^^). Kalau India tentu saja dengan film-film khas mereka dengan tarian dan busananya (yang kalau kita tonton lebih lama dari bikin supermie, mulai dari beli di warung kemudian masak air motong sayuran dan mecahin telur, menunggu mateng, menikmatin habis sampai nyruput kuahnya dan mencuci mangkuknya..hehehe anak kos: mode on)
Mari kita mulai memikirkan langkah konkret apa yang bisa kita sumbang untuk negeri kita tercinta. Karena mengutip statement dari Obin di Majalah National Geographic Traveler edisi September 2009 (lagi suka banget nih ama majalah ini) :
“Bagi sebagian orang, mungkin dianggap kuno. Padahal tradisi adalah persoalan budaya yang mengalir dalam darah dan kesadaran. Sementara modern, adalah cara berpikir dan pendekatannya saja”

0 comments:
Post a Comment